INGATAN
dan MEMORI
Disusun
Oleh :
Nama : 1.
Alfiah Wulandari (10515503)
2. Mutiara Deviani (14515864)
3. Raina Putri Anisa (15515590)
4. Rianti Nurindah Kuwais (17515678)
5. Riskah Yullyanti (16515065)
6. Tiara Ayu Wirahutami (16515883)
7. Zahrah Khairunnisa (17515381)
Kelas
: 1PA14
Disusun
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aplikasi Psikologi Umum 2
Semester
Genap
Tahun
Ajaran 2015 / 2016
Universitas
Gunadarma
KATA
PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada
Allah SWT yang telah memberikan segala curahan dan limpahan rahmat-Nya sehingga
dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Shalawat serta salam bagi Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya. Penulisan makalah ini merupakan salah satu syarat untuk
memenuhi mata kuliah Psikologi Umum 2. Tujuan penulisan makalah ini adalah
untuk memperdalam pengetahuan tentang Ingatan dan Memori.
Penulis sadar bahwa penyusunan
penulisan makalah
ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu,
segala kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan penulisan makalah ini akan penulis terima dan sambut dengan segala kerendahan
hati.
Bekasi, April 2016
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2. Tujuan..................................................................................... 1
1.3. Rumusan Masalah.................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Ingatan
(memori) ................................................................... 2
2.2.
Teori-teori memori.................................................................. 2
Memori
Sensoris.................................................................... 5
Memori
Jangka Pendek.......................................................... 6
Memori
Jangka Panjang......................................................... 7
2.3. Proses
terjadinya lupa ............................................................ 9
2.4. Cara
penyelidikan ingatan...................................................... 11
2.4.
Meningkatkan Kemampuan Memori...................................... 12
BAB III PENUTUP
3.2. Penutup.................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam hidupnya manusia
tidak terlepas dari memori atau ingatan. Memori dapat timbul dari pengalaman
maupun pengetahuan. Dengan adanya memori ini, manusia dapat menerima, menyimpan
serta merekam pengalamannya secara alami. Apa yang di alami manusia mungkin tidak
dapat diingat sepenuhnya oleh memori tetapi masih dapat disimpan di dalam
jiwanya.
Tapi inipun tidak berarti bahwa
semua yang pernah dialami itu akan tetap tinggal seluruhnya dalam ingatan dan
dapat seluruhnya ditimbulkan kembali. Karena itu ingatan merupakan kemampuan
yang terbatas. Dalam mengingat memori
tersebut, manusia cenderung akan mengkreasikan ingatannya dengan tambahan kata
untuk menyempurnakan apa yang telah diingatnya .
Akibatnya, ingatan atau memori yang di ceritakan atau di kemukakan berbeda
dari masa ke masa.Maka dari itu, penulis mengemukakan beberapa tahapan yang
terjadi pada memori manusia itu sendiri dengan tujuan agar pembaca lebih
memahami dengan detail arti sebuah memori atau ingatan
1.2 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini agar para pembaca dapat memahami arti
dari ingatan atau memori, tahapan memori,
macam-macam memori, proses terjadinya lupa serta bagian bagian dari
memori lainnya secara detail.
1.3 Rumusan Masalah
Dari materi diatas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1)
Apa arti dari
ingatan (memori)?
2)
Bagaimana
tahapan memori yang terjadi ?
3)
Bagaimana proses
dari memori?
4)
Bagaimana proses
terjadinya lupa?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
INGATAN (MEMORY)
Socrates mengemukakan
pendapatnya tentang memori dengan mengibaratkan suatu gundukan lilin di dalam
kepala, dimana setiap individu memiliki besar yang berbeda dan komposisi yang
berbeda ( ada yang keras, ada yang lunak, serta ada yang komposisinya tepat).
Jadi. Dapat disimpulkan
bahwa memori atau kemampuan yang kita lihat ataupun kita dengar melalui
persepsi dan apa yang kita ingat seolah-olah dicetak di dalam gulungan lilin
tersebut. Cetakan yang rusak ataupun cetakan yang telah dihapuskan akan
menyebabkan kita kehilangan memori kita serta lupa akan apa yang sudah kita
persepsi.
Sedangkan pada jaman
sekarang gulungan lilin tersebut diibaratkan dengan disket serta hardisk. Di
samping itu, walgito juga berpedapat bahwa ingatan tidak hanya kemampuan untuk
menyimpan apa yang pernah dialaminya saja, melainkan karena kemampuan untuk menerima, menyimpan serta menimbulkan kembali apa yang di
alaminya.
Dari beberapa pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa memori
adalah :
1. Tergantung
pada persepsi dan pengalaman.
2. Pengalaman
dapat meninggalkan jejak di otak kita.
3. Terdapat
perbedaan memori antara individu yang satu dengan yang lain (individual differences).
4. Kemungkinan
besar akan terjadi lupa
5. Beberapa
pengalaman tidak menimbulkan imprensi tententu sehingga menimbulkan kelupaan.
2.2 TEORI-TEORI
MEMORI
1. Proses Enconding . Pengkodean terhadap apa
yang di persepsi dengan cara mengubah menjadi simbol-simbol atau gelombang listrik tertentu yang sesuai
dengan peringkat yang ada pada organisme. Dapat diartikan bahwa proses
enconding adalah suatu proses mengubah
sifat suatu informasi ke dalam bentuk yang sesuai dengan sifat-sifat memori
organisme. Proses ini sangat mempengaruhi lamanya suatu informasi yang disimpan
di dalam memori.
Proses
ini dibagi melalui dua cara yaitu :
a.
Tidak Sengaja
Hal-hal yang di terima oleh panca indera secara kebetulan atau tidak sengaja .
Contoh : Seorang anak yang menangis kencang agar
ia mendapatkan apa
yang
diinginkannya.
b.
Sengaja
Hal-hal yang diterima oleh panca indera yang sengaja dimasukkan oleh individu itu sendiri dalam
bentuk pengalaman atau pengetahuan.
Contoh : Seseorang yang
bersekolah yang memasukan pengetahuan ke dalam
memorinya
secara sengaja.
2. Proses
storage
(penyimpanan terhadap apa yang telah diproses dalam enconding). Proses
storage ini disebut juga dengan retensi yaitu proses
mengendapkan informasi
yang diterimanya dalam suatu tempat tertentu. Penyimpanan ini sudah sekaligus mencakup kategorisasi informasi sehingga tempatin formasi disimpan sesuai dengan kategorinya.
Penyimpanan informasi merupakan mekanisme penting dalam memori. Sistem penyimpanan ini sangat mempengaruhi jenis memori (sensori memori, memori jangka pendek, atau memori jangka panjang yang akan diperagakan oleh organisme).
Setiap proses belajar akan meninggalkan jejak-jejak (traces)
dalam
diri seseorang dan jejak ini akan disimpan sementara dalam ingatannya yang pada suatu waktu dapat ditimbulkan kembali. Jejak-jejak ingatan itu disebut memory
traces.
Meskipun jejak ingatan tersebut memungkinkan seseorang untuk mengingat apa yang pernah dipelajarinya, namun tidak semua jejak memori akan ditingga ldengan baik sehingga jejak tersebut dapat hilang dan orang dapat mengalami kelupaan.
Sehubungan dengan masalah retensi dan kelupaan, ada satu hal penting yang dapat dicatat, yaitu mengenal interval atau jarak waktu antara memasukkan dan menimbulkan kembali.
Masalah interval dapat dibedakan
atas lama interval dan isi interval
a)
Lama
interval, menunjukkan tentang lamanya waktu antara pemasukan bahan (act of learning)
sampai ditimbulkanny kembali bahan itu. Bahan interval
berkaitan dengan kekuatan retensi. Makin lama
interval, makin kurang retensinya, atau dengan kata lain kekuatan retensinya menurun.
b)
Isi
interval, yaitu aktivitas-aktivitas
yang terdapat atau
yang mengisi interval. Aktivitas-aktivitas yang mengisi interval akan merusak atau mengganggu jejak ingatan sehingg kemungkinan individu akan mengalami kelupaan.
Masalah
yang berkaitan erat dengan retensia adalah masalah kelupaan
.
3. Proses retrieval (pemulihan kembali atau mengingat kembali apa yang telah disimpan sebelumnya). Proses
mengingat kembali merupakan suatu proses mencari dan menemukan informasi yang disimpan dalam memori untuk digunakan kembali bila dibutuhkan. Mekanisme dalam proses mengingat sangat membantu organisme dalam menghadapi berbagai persoalan sehari-hari. Seseorang dikatakan “belajar dari pengalaman” karena ia mampu menggunakan berbaga iinformasi yang telah diterimanya di masa lalu untuk memecahkan berbagai masalah yang
dihadapinya saat ini. Hilgard (1975)
menyebutkan tiga jenis proses mengingat,
yaitu:
a. Recall, yaitu
proses mengingat kembali informasi yang
dippelajari di masa lalu tanpa petunjuk yang
dihadapkan pada organisme. Contohnya mengingat nama seseorang tanpa kehadiran orang yang
bersangkutan.
b. Recognition,
yaitu proses mengenal kembali informasi yang sudah dipelajari melalui suatu petunjuk yang
dihadapkan pada organisme. Contohnya mengingat nama seseorang saat ia berjumpa dengan orang yang bersangkutan.
c. Redintergrative,yaitu
proses mengingat dengan menghubungkan berbagai informasi menjadi suatu konsep atau cerita yang cukup kompleks. Bila dalam recall kita bisa mengingat seluruh kata-kata dalam lagu Indonesia raya,
tetapi mungkin kita sudah tidak mengingat lagi kapan mempelajarinya, dalam situasi seperti apa, dan lain-lain.
Proses mengingat reintegrative terjadi bila anda ditanya sebuah nama, misalnya Siti Nurbaya (tokoh sinetron), maka anda teringat banyak hal dari tokoh tersebut karana anda telah menonton sinetronnya berkali-kali. Anda akan ingat bagaimana ia sedih karena dipinang Datuk Maringgih padahal ia membencinya, bagaimana penderitaanya dan tragis akhir hidupnya karena dibunuh.
Perbedaan antara recall dan recognition
menunjukkan adanya peranan petunjuk mengingat (retrieval
cues) dalam regocnition. Petunjuk ini membantu organisme mengenali informasi yang mau diingat khusunya untuk memori jangka panjang. Proses mengingat erat hubungannya dengan memori jangka pendek dan panjang karena dalam memori inilah informasi disimpan.
Contoh konkrit dari proses enconding,
storage dan
retrieval ini dapat kita lihat dalam peristiwa sehari-hari, missal
saat hendak berangkat kekampus anda melihat seorang nenek yang sedang menyebrang jalan ditabrak sebuah bis. Melihat peristiwa tersebut ( diterima oleh persepsi dan dibuat kode, dalam hal ini terjadi proses
enconding), kemudian anda menyimpandalamotak
(jenis bis,
arah bis,
dimana nenek berjalan, dan sebagainya. Dalam hal ini berlangsung proses
storage). Sebagai saksi mata akhirnya anda dimintai keterangan di kantor polisi, kemudian anda menceritakan apa yang terjadi sesuai apa yang disimpan otak (proses
retrieval).
Berdasarkan contoh diatas, maka teori tentang memori yang melibatkan
proses enconding, storage, dan retrieval ini paling banyak disetujui oleh para ahli. Teori yang umum digunakan adalah teori Information-Processing.
Analogi teori ini dapat kita lihat dari proses input dan
output computer. Teori ini dikembangkan oleh Richard Atkinson
dan Richard Shiffrin (1968).
Menurut teori mereka, memori juga melalui proses enconding, storage, dan retrieval.
· Enconding: proses
meletekkan informasi dalam memori, sesuai dengan bentuk yang
dipersepsinya
· Strorage: proses
menyimpan informasi dalam memori: ada perubahan struktur dan atau fungsi otak
· Retrieval: proses
menemukan kembali informasi yang disimpan dalam memori, untuk digunakan
Namun dalam proses tersebut terlibat pula tiga sistem memori yang berbeda,
yaitu memori sensorik, memori jangka panjang (short-term memory), dan memori jangka panjang (long-term memory). Informasi akan selalu diterima oleh memori sensoris, kemudian sejumlah tertentu akan diteruskan kedalam memori jangka pendekd an yang lain hilang.
Dari memori jangka-pendek ada proses seleksi untuk diterus kankedalam memori jangkapanjang,
sedangkan yang tidak diteruskan akan dilupakan\
1. MEMORI – SENSORIS
Memori sensorik
berkaitan dengan penyimpanan informasi sementara yang dibawa oleh pancaindera
kita. Setiap pancaindera memiliki satu macam memori-sensorik. Jadi dalam diri
manusia terdapat lebih dari satu macam sensorik-motorik, antara lain
sensori-motorik visual, sensori-motorik audio, dan sebagainya Proses memori
sensoris dapat dikatakan sebagai proses penyimpanan memori melalui jalur
syaraf-syaraf sensoris yang berlangsung dalam jangka waktu yang sangat pendek.
a.
Encoding
dalam memori-sensoris
Pada saat mata kita melihat
sesuatu, atau telinga mendengar sesuatu, informasi dari indera-indera itu akan
diubah dalam bentuk impuls-impuls neural dan dihantar ke bagian-bagian tertentu
dari otak. Proses ini berlangsung dalam sepersekian detik. Sinar yang mengenai retina
diterima oleh reseptor-reseptor yang ada, kemudian sinar tersebut di
transformasikan bentuknya ke dalam impuls-impuls meural dan dikirim ke otak
b. Storage dalam
memori-sensoris
Memori sensorid
ternyata mempunyai kapasitas penyimpanan informasi yang amat besar, tetapi
informasi yang disimpan tersebut cepat sekali menghilang. Berbagai penelitian
menunjukkan bahwa informasi yang disimpan dalam memori sensori akan mulai
menghilang setelah sepersepuluh detik dan hilang sama sekali setelah satu
detik. Mekanisme semacam ini penting sekali artinya dalam hidup manusia karena
hanya dengan memori seperti inilah kita bosa menaruh perhatian pada sejumlah
kecil indormasi yang relevan atau berguna untuk hidup kita.
Contohnya saat kita
melihat piring yang bergeser dan hendak jatuh. Mungkin saat piring bergerak
kita belum tentu dengan reflek menangkapnya, tetapi kesan tersebut disimpan dan
langsung ditimbulkan dalam gerakan menangkap piring yang hendak jatuh tadi.
2. MEMORI JANGKA-PENDEK
Memori jangka pendek
atau sering juga disebut dengan short-term memory atau working memory adalah
suatu proses penyimpanan memori sementara, artinya informasi yang disimpan
hanya dipertahankan selama informasi tersebut masih dibutuhkan.
a.
Encoding
dalam memori jangka pendek
Mula-mula
akan berlangsung proses encoding seperti dalam memori sensori, yaitu rangsang
diterima oleh indera, diubah bentuknya menjadi impuls-impuls neural dan dikirim
ke otak. Akan tetapi informasi yang telah diterima oleh otak kemudian dikenal
oleh suatu proses yang disebut control processes, yaitu suatu proses yang
mengatur laju dan mengalirnya informasi.
Informasi
yang masuk melalui indera dan disimpan dalam memori sensoris dapat dianggap
sebagai bahan mentah yang jumlahnya banyak sekali. Kemudian jumlah yang banyak
itu akan diseleksi menurut beberaoa cara dalam control processes. Pertama,
informasi yang masuk, entah itu bentuk, warna, bau, atau nada, akan dirujukkan
ke gudang informasi dalam memori jangka panjang. Disana pola-pola informasi itu
dibanding-bandingkan dengan pola-pola yang sudah ada. Dengan demikian akan
terpilih informasi yang sudah dikenal, atau yang punya arti. Proses encoding
seperti ini disebut pattern recognition. Mekanisme lain yang digunakan untuk
menyeleksi informasi ini adalah attention (atensi atau perhatian). Perhatian
ini menyaring informasi yang masuk ke dalam memori jangka pendek sehingga hanya
sebagian kecil yang boleh lewat.
b.
Storage
dalam memori jangka pendek
Kapasitas dalam memori jangka pendek
sangat terbatas untuk menyimpan sejumlah informasi dalam jangka waktu tertentu.
Kapasitas itu bisa dilihat dengan percobaan yang disebut memory-span task
seperti berikut:
Bacalah
deretan angka di bawah ini satu persatu dengan selang waktu kurang lebih dari
satu detik, lalu mendongaklah dan ulangi deretan angka tersebut:
5 7 9 1 4 6 3
Lalu coba dengan
deretan berikut ini:
3 5 1 4 6 2 9 6 7
Kecuali ingatan anda
sudah terlatih, anda mungkin tidak mampu memproduksi deretan angka yang kedua.
Sekarang cob abaca abjad-abjad berikut dan ulangi tanpa melihat deretan
abjad-abjad tersebut
DI KT IHA NK AMD
EP DA G RI
Kemungkinan besar anda
tidak berhasil. Tetapi bila yang disajikan adalah beriku ini, tentu hasilnya
akan berbeda:
DIKTI HANKAM DEPDAGRI
Kita dapat menghafal semua abjad tersebut karena kita sudah
kenal kesatuan-kesatuan abjad tadi. Satu kesatuan abjad seperti HANKAM disebut
satu kesatuan informasi. Memori jangka pendek juga dapat dibantu melalui
pengulangan-pengulangan informasi. Ini yang disebut maintenance rehearsal
c.
Retrieval
dalam memori jangka pendek
Kapasitas memori jangka
pendek sangat terbatas. Oleh karena itu proses mengingat dalam memori jangka
pendek tidak membutuhkan waktu yang lama. Ada dua cara mengingat dalam memori
jangka pendek, yaitu:
1) Parallel Search,
informasi yang disimpan dalam memori ditelusuri sekaligus. Misalnya mengingat
paras muka seseorang dilanjutkan dengan mengingat namanya.
2) Serial Search,
penelusuran informasi dilakukan pada satu kesatuan informasi (chunk) satu persatu. Contohnya bila anda
mempunyai daftar nama orang yang akan dikirimi undangan, kemudian anda ditanya
Pak Suryo sudah dicatat belum? Maka secara otoatis ada akan mengingat daftar
nama orang yang akan diundang satu persatu. Semakin panjang daftarnya, semakin
lama waktu yang digunakan untuk mengingatnya.
3. MEMORI JANGKA PANJANG
Memori jangka panjang atau sering
juga disebut dengan long-term memory adalah suatu proses penyimpanan informasi yang
relatif permanen.
a.
Encoding
dalam memori jangka panjang
Prosesnya
tetap berawal pada memori sensoris yang mengubah informasi menjadi
impuls-impuls dan mengirimkannya ke otak. Dalam memori jangka-pendek informasi
tersebut sudah diseleksi berdasarkan control
processes. Untuk dapat masuk ke dalam memori jangka panjang, perlu
dilakukan proses selanjutnya, yaitu semantic
atau imagery coding. Dalam proses
ini arti dari informasi dianalisis lebih jauh lagi. Bila kita mendengar
seseorang berkata, “Budi dipukul Ali sampai pingsan”, maka kita tidak hanya
mengerti arti masing-masing kata dalam kalimat tersebut, tetapi kita juga
berusaha mengerti apa yang terjadi sebenarnya dari keseluruhan kalimat tersebut.
Sebaliknya bila kita mendengar kata-kata lain yang unsurnya sama, seperti “Ali
dipukul Budi sampai pingsan”, maka kita tahu bahwa yang terjadi sekarang
berbeda dari yang pertama.
Dalam
kedua kalimat tersebut kalau kita mengingat arti dari kata-kata dalam keseluruhan
kalimat itu, maka kita melakukan “semantic
coding”; tetapi kalau kita membayangkan rekasi dari Ali atau Budi dalam
peristiwa itu, maka kita melakukan
imagery coding.
b.
Storage
dalam memori jangka panjang
Proses encoding dalam memori jangka panjang
dilakukan dengan penyaringan berdasarkan arti dari informasi itu bagi
organisme, oleh karena itu penyimpanan informasi dapat berlangsung secara
permanen.
Selain daripada itu,
kapasitas memori jangka panjang ternyata juga amat besar. Ini memungkinkan
penyimpanan informasi yang luar biasa banyaknya yang diperoleh sepanjang hidup
organisme. Meskipun demikian, memori masih bekerja sangat efisien yaitu dengan
jalan me-reorganisasi informasi yang
diterima dari memori jangka pendek. Reorganisasi ini erat hubungannya dengan
proses retrieval atau mengingat
kembali informasi yang telah disimpan.
c.
Retrieval
dalam memori jangka panjang
Dijelaskan diatas
bahwa penyimpanan informasi dalam memori
jangka panjang sangat terorganisir. Organisasi informasi ini besar faedahnya
karena kapasitas memori ini luar biasa besarnya. Bila tidak terorganisir, maka
proses mengingat satu informasi sederhanan saja seperti “Umur berapa anada
mulai belajar menulis?”, sangat sulit untuk dijawab walaupun sudah diberi
petunjuk yang cukup jelas.
Informasi yang
tersimpan itu sifatnya terorganisasi, maka bila diberi petunjuk (retrieval cues), maka proses mengingat
itu hanya akan berlangsung beberapa detik saja. Retrieval cues juga dipengaruhi oleh internal state (kondisi internal seseorang). Bila terjadi kondisi
internal yang sama atau sejenis, maka hal yang menyebabkan kesamaan kondisi
internal itu dapat menjadi retrieval cues
yang berguna dalam proses mengingat kembali.
Contohnya apabila anda
merasa senang (kondisi internal) karena belajar psikologi faal untuk UAS dengan
sahabat anda. Bila saat ujian UAS anda duduk bersebelahan dengan sahabat anda,
maka kondisi internal yang terjadi cenderung sama dengan saat anda belajar. Hal
tersebut dapat menjadi retrieval cues
untuk menimbulkan ingatan-ingatan yang disimpan saat belajar. Sebaliknya,
apabila saat UAS psikologi faal anda duduk bersebelahan dengan orang yang anda
benci (misalnya, penyontek), maka kondisi internalnya jauh berbeda dengan saat
anda belajar, maka kondisi internal tersebut tidak membantu munculnya retrieval cues. Lihat gambar. Proses
mengingat dalam memori jangka panjang ini sangat
penting, oleh sebab itu banyak dilakukan penelitian
untuk meningkatkannya.
2.3 PROSES TERJADINYA LUPA
Pada
pembahasan tentang retensi, kita telah membicarakan tentang lama interval dan
isi interval yang bisa menimbulkan masalah kelupaan. Lupa merupakan suatu
gejala di mana informasi yang telah disimpan tidak dapat ditemukan kembali
untuk digunakan. Adapun teori tentang lupa, yaitu Decay Theory, Interference
Theory, Retrieval Failure, Motivated Forgetting, dan lupa karena sebab-sebab fisiologi.
Teori-teori ini khususnya merujuk pada memori jangka panjang.
1. Decay Theory
Teori ini
beranggapan bahwa memori menjadi semakin aus dengan berlalunya waktu bila tidak
pernah diulang kembali (rehearsal).
Informasi yang disimpan dalam memori akan meninggalkan jejak-jejak (memory traces) yang bila dalam jangka
waktu lama tidak ditimbulkan kembali dalam alam kesadaran, akan rusak atau
menghilang. Teori ini sering juga disebut dengan teori atropi atau teori
disense. Jadi jelas bahwa teori ini menitikberatkan pada lama interval.
2. Interference
Theory
Teori ini
menitikberatkan pada isi interval. Teori ini beranggapan bahwa informasi yang
sudah disimpan dalam memori jangka panjang masih ada dalam gudang memori (tidak
mengalami keausan), akan tetapi jejak-jejak ingatan saling bercampur aduk,
mengganggu satu sama lain. Bisa jadi bahwa informasi yang baru diterima
mengganggu proses mengingat informasi yang lama, tetapi bisa juga terjadi
sebaliknya.
Bila informasi
yang baru kita terima menyebabkan kita sulit mencari informasi yang sudah ada
dalam memori kita, maka terjadinya interferensi retroaktif. Contohnya,
apabila kemarin anda menghafalkan peta Pulau Sumatera, ternyata sekarang anda
diharuskan mati-matian menghafalkan peta Pulau Kalimantan. Saat anda mencoba
menghafalkan kembali nama kotamadya di Pulau Sumatera, anda akan mengalami
kesulitan karena yang muncul adalah nama-nama kotamadya di Pulau Kalimantan.
Bila informasi
baru yang kita terima sulit untuk diingat karena adanya pengaruh ingatan yang
lama, maka terjadi proses interferensi proaktif. Contohnya
dalam mempelajari bahasa baru, pola atau tata bahasa anda yang lama akan mempersulit
anda dalam mengingat tata bahasa yang baru. Seperti juga contoh di atas,
apabila saat ingin mengingat nama kotamadya di Pulau Kalimantan mengalami
kesulitan karena yang teringat adalah nama kotamadya di Pulau Sumatera, maka
proses yang terjadi adalah interferensi proaktif.
3. Teori Retrieval Failure
Teori ini
sebenarnya sepakat dengan teori interferensi bahwa informasi yang sudah
disimpan dalam memori jangka panjang selalu ada, tetapi kegagalan untuk
mengingat kembali tidak disebabkan oleh interferensi. Kegagalan untuk mengingat
kembali lebih disebabkan tidak adanya petunjuk yang memadai. Dengan demikian,
bila syarat tersebut dipenuhi (disajikan petunjuk yang tepat), maka informasi
tersebut tentu dapat ditelusuri dan diingat kembali.
4. Teori Motivated
Forgetting
Menurut teori
ini, kita akan cenderung berusaha melupakan hal-hal yang tidak menyenangkan.
Hal-hal yang menyakitkan atau tidak menyenangkan ini akan cenderung ditekan
atau tidak diperbolehkan muncul dalam kesadaran. Teori ini didasarkan pada
teori psikoanalisis yang dipelopori oleh Sigmund Freud. Dari penjelasan di
atas, jelas bahwa teori ini juga beranggapan bahwa informasi yang telah
disimpan masih selalu ada.
5. Lupa karena Sebab-Sebab
Fisiologis
Para peneliti sepakat
bahwa setiap penyimpanan informasi akan disertai berbagai perubahan fisik di
otak. Perubahan fisik ini disebut engram.
Gangguan pada engram ini akan mengakibatkan lupa yang disebut amnesia. Bila
yang dilupakan adalah berbagai informasi yang telah disimpan beberapa waktu yang
lalu, yang bersangkutan dikatakan menderita amnesia
retrograd. Sedangkan bila yang dilupakan adalah informasi yang baru saja
diterimanya, ia dikatakan menderita amnesia
anterograd. Karena proses lupa dalam kedua kasus ini erat hubungannya
dengan faktor-faktor biokimiawi otak, maka kurang menjadi fokus perhatian bagi
para pendidik dan psikolog dalam kaitannya dengan proses kelupaan.
2.4 CARA PENYELIDIKAN INGATAN
Menurut
para ahli,ada beberapa metode yang biasa di tempuh dalam ingatan:
1. Metode
dengan melihat waktu atau usaha belajar (The learning Method)
Metode ini merupakan metode untuk
menyelidiki kemampuan ingatan dengan cara melihat sampai sejauh mana waktu yang
diperlukan atau usaha yang dijalankan oleh subjek untuk dapat menguasai materi
yang di pelajari dengan baik. Misalnya: dapat menyimpulkan kembali materi
tersebut tanpa adanya kesalahan.
2. Metode
mempelajari kembali (the realerning method)
Metode ini merupakan metode yang
berbentuk dimana subjek disuruh mempelajari materi kembali yang pernah di
pelajari sampai pada suatu kriteria tertentu seperti saat pertama kali
mempelajari meteri tersebut. Dalam metode ini ternyata untuk mempelajari materi
yang sama untuk kedua kalinya membutuhkan waktu yang relative singkat
dibandingkan metode sebelumnya.
3. Metode
rekonstruksi
Metode ini menugaskan subjek untuk
mengonstruksikan kembali materi yang telah diberikan kepadanya. Dalam
mengkonstruksi kembali dapat diketahu waktu yang digunakan,kesalahan-kesalahan
yang diperbuat sampai pada criteria tertentu. Misalnya: Seperti bermain puzzle.
4. Metode
mengenal kembali
Dalam metode ini penelitian dalam memori
ditekankan pada recognitio (mengenal
kembali),jadi subjek diminta untuk mempelajari materi kemudian materi tadi
disajikan ulang dengan penyertaan materi lain. Materi ini berguna untuk
mengetahui apakah dia mampu mengenal kembali materi yang sudah dia pelajari
sebelumnya diantara materi-materi lain yang disajikan. Misalnya: Pada tes yang
berbentuk essai atau pada tugas-tugas pengarang dimana subjek diminta untuk
mengingat kembali peristiwa atau pengalaman yang dialaminya.
5. Metode
mengingat kembali
Dalam
metode ini yang ditekankan adalah proses recall (mengingat kembali) terhadap
apa yang telah dipelajari oleh subjek sebelumnya. Misalnya pada tes yang
bentuknya essai atau pada tugas-tugas mengarang dimana subjek diminta untuk
mengingat kembali peristiwa atau pengalaman yang dialaminya.
6. Metode asosiasi berpasangan
Dalam
metode asosiasi berpasangan, subjek diminta untuk mempelajari materi secara
berpasang-pasangan. Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan mengingat, dalam
evaluasinya, salah satu pasangan digunakan sebagai stimulus, dan subjek diminta
untuk menimbulkan kembali (baik recall maupun recognition) pasangannya.
Misalnya: Subjek diminta untuk mempelajari atau menghafalkan sebuah materi,dan
bila materi tersebut telah dihafalkan,kemudian di adakan tes untuk melihat
kemampuannya. Contohnya seperti ujian,UTS dan UAS.
2.5 MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MEMORI
Meningkatkan
memori harus memenuhi 3 ketentuan :
a. Proses memori bukanlah suatu hal yang
mudah . oleh karena itu perlu di perhatikan bahwa pengulangan/ rehearsal
merupakan usaha yang sangat membantu . retensi suatu informasi dapat dibantu
dengan cara meengulang informasi yang bersngkutan khusus nya untuk
mempertahankan informasi di memori jangka pendek dan panjang.
Meskipun demikian berbagai penelitian menunjukan
bahwa pengulangan saja tidak ada artinya bila tidak dihubungkan dengan koteks
yang sudah di kenal contoh mengingat huruf
( BDGJKTSRBMGLYGY)
bila tanpa konteks tertentu , hasil hapalan
huruf itu sangat susah untuk di
timbulkan kemabali, sebaliknya bila huruf – huruf tersebut memliki arti
(BANDUNGJAKARTASURABAYAMAGELANGYOGYA).
Maka lebih
mudah untuk ditimbulkan kembali. Pengulang
juga dapat dilakukan secara periodic
misalnya dengan mempelajari suatu notasi music setiap dua minggu sekali.
b. Bahan – bahan yang diingat harus
mempunyai hubungan dengan yang lain khusus nya mengenai hal ini memori di bantu
bila informasi yang dipelajari memiliki kaitan dengan hal – hal yang sudah
dikenal sebelumnya. Konteks terdapat peristiwa, tempat nama, sesuatu perasaan
tertentu dan lain – lain.
c. Proses memori memerlukan organisasi, salah satu pengorganisasian informasi yang amat dikenal
adalah mnemonic, salah satu metode mnemonic yang biasa dilakukan adalah metode
loci (tempat) individu diminta untuk membanyangkan suatu tempat yang ia kenal
biak misalnya rumahnya ia membanyangkan bagian tertentu dari ruamh itu misalnya
dari ruang tamu sampai ke kamarnya.ia membayangkan benda – benda apa saja yang
akan ia temui di dekat pintu masuk di ruang tamu,.
Metode mnemonic
lain yang biasa digunakan adalah menghubungkan seperti yang telah dipelajari
dalam penyimpanan. Informasi dalam memori jangka pendek yaitu menghubungkan
informasi yang harus diingat satu dengan yang bisanya sehingga mempunyai arti,
walau kadang – kadang agak lupa misalnya menghapal spectrum warna.
BAB III
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan
mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih
banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang berhubungan dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap
kepada para pembaca yang budiman untuk memberikan kritik saran yang membangun
kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Sekian penutup dari kami semoga berkenan di hati dan kami ucapkan terima kasih
Nama : Raina Putri Anisa
NPM : 15515590
Tidak ada komentar:
Posting Komentar