Jumat, 24 Juni 2016

Ingatan dan Memori

INGATAN dan MEMORI


Disusun Oleh :
Nama : 1. Alfiah Wulandari (10515503)
2. Mutiara Deviani (14515864)
3. Raina Putri Anisa (15515590)
4. Rianti Nurindah Kuwais (17515678)
5. Riskah Yullyanti (16515065)
6. Tiara Ayu Wirahutami (16515883)
7. Zahrah Khairunnisa (17515381)

                                                Kelas : 1PA14



Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aplikasi Psikologi Umum 2
Semester Genap
Tahun Ajaran 2015 / 2016

Universitas Gunadarma

KATA PENGANTAR

          Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan segala curahan dan limpahan rahmat-Nya sehingga dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Shalawat serta salam bagi Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya. Penulisan makalah  ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi mata kuliah Psikologi Umum 2. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memperdalam pengetahuan tentang Ingatan dan Memori.
            Penulis sadar bahwa penyusunan penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan penulisan makalah ini akan penulis terima dan sambut dengan segala kerendahan hati.

Bekasi, April 2016
                                                                       

Penulis



DAFTAR ISI
                                                           
                                                                                                                                                                      Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

BAB I         PENDAHULUAN                                                                           
            1.1.  Latar Belakang ..................................................................... 1
            1.2. Tujuan..................................................................................... 1
            1.3.  Rumusan Masalah.................................................................. 1


BAB II       PEMBAHASAN
            2.1. Ingatan (memori) ................................................................... 2
            2.2. Teori-teori memori.................................................................. 2
                    Memori Sensoris.................................................................... 5     
                    Memori Jangka Pendek.......................................................... 6
                    Memori Jangka Panjang......................................................... 7
            2.3. Proses terjadinya lupa ............................................................ 9
            2.4. Cara penyelidikan ingatan...................................................... 11
            2.4. Meningkatkan Kemampuan Memori...................................... 12

BAB III     PENUTUP
            3.2. Penutup.................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang           
            Dalam hidupnya manusia tidak terlepas dari memori atau ingatan. Memori dapat timbul dari pengalaman maupun pengetahuan. Dengan adanya memori ini, manusia dapat menerima, menyimpan serta merekam pengalamannya secara alami. Apa yang di alami manusia mungkin tidak dapat diingat sepenuhnya oleh memori tetapi masih dapat disimpan di dalam jiwanya.
            Tapi inipun tidak berarti bahwa semua yang pernah dialami itu akan tetap tinggal seluruhnya dalam ingatan dan dapat seluruhnya ditimbulkan kembali. Karena itu ingatan merupakan kemampuan yang terbatas. Dalam mengingat memori tersebut, manusia cenderung akan mengkreasikan ingatannya dengan tambahan kata untuk menyempurnakan apa yang telah diingatnya .
            Akibatnya, ingatan atau memori yang di ceritakan atau di kemukakan berbeda dari masa ke masa.Maka dari itu, penulis mengemukakan beberapa tahapan yang terjadi pada memori manusia itu sendiri dengan tujuan agar pembaca lebih memahami dengan detail arti sebuah memori atau ingatan
1.2       Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini agar para pembaca dapat memahami arti dari ingatan atau memori, tahapan memori,  macam-macam memori, proses terjadinya lupa serta bagian bagian dari memori  lainnya secara detail.

1.3       Rumusan Masalah
           
Dari materi diatas dapat dirumuskan sebagai berikut :

1)      Apa arti dari ingatan (memori)?
2)      Bagaimana tahapan memori yang terjadi ?
3)      Bagaimana proses dari memori?
4)      Bagaimana proses terjadinya lupa?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. INGATAN (MEMORY)
Socrates mengemukakan pendapatnya tentang memori dengan mengibaratkan suatu gundukan lilin di dalam kepala, dimana setiap individu memiliki besar yang berbeda dan komposisi yang berbeda ( ada yang keras, ada yang lunak, serta ada yang komposisinya tepat).
Jadi. Dapat disimpulkan bahwa memori atau kemampuan yang kita lihat ataupun kita dengar melalui persepsi dan apa yang kita ingat seolah-olah dicetak di dalam gulungan lilin tersebut. Cetakan yang rusak ataupun cetakan yang telah dihapuskan akan menyebabkan kita kehilangan memori kita serta lupa akan apa yang sudah kita persepsi.
Sedangkan pada jaman sekarang gulungan lilin tersebut diibaratkan dengan disket serta hardisk. Di samping itu, walgito juga berpedapat bahwa ingatan tidak hanya kemampuan untuk menyimpan apa yang pernah dialaminya saja, melainkan karena kemampuan  untuk menerima, menyimpan  serta menimbulkan kembali apa yang di alaminya.

Dari beberapa pendapat  diatas dapat diambil kesimpulan bahwa memori adalah :
1.      Tergantung pada persepsi dan pengalaman.
2.      Pengalaman dapat meninggalkan jejak di otak kita.
3.      Terdapat perbedaan memori antara individu yang satu dengan yang lain (individual differences).
4.      Kemungkinan besar akan terjadi lupa
5.      Beberapa pengalaman tidak menimbulkan imprensi tententu sehingga menimbulkan kelupaan.

2.2 TEORI-TEORI MEMORI

 1.  Proses Enconding . Pengkodean terhadap apa yang di persepsi dengan cara mengubah menjadi simbol-simbol  atau gelombang listrik tertentu yang sesuai dengan peringkat yang ada pada organisme. Dapat diartikan bahwa proses enconding adalah suatu proses  mengubah sifat suatu informasi ke dalam bentuk yang sesuai dengan sifat-sifat memori organisme. Proses ini sangat mempengaruhi lamanya suatu informasi yang disimpan di dalam memori.

Proses ini dibagi melalui dua cara yaitu :

a.       Tidak Sengaja
      Hal-hal yang di terima oleh panca indera secara  kebetulan atau tidak sengaja .
Contoh      : Seorang anak yang menangis kencang agar ia mendapatkan apa
                         yang diinginkannya.

b.      Sengaja
  Hal-hal yang diterima oleh panca indera yang sengaja  dimasukkan oleh individu itu sendiri dalam bentuk pengalaman atau pengetahuan.
  Contoh   : Seseorang yang bersekolah yang memasukan pengetahuan ke dalam
                memorinya secara sengaja.

  2.      Proses storage (penyimpanan terhadap apa yang telah diproses dalam enconding). Proses storage ini disebut juga dengan retensi yaitu proses mengendapkan informasi yang diterimanya dalam suatu tempat tertentu. Penyimpanan ini sudah sekaligus mencakup kategorisasi informasi sehingga tempatin formasi disimpan sesuai dengan kategorinya.
Penyimpanan informasi merupakan mekanisme penting dalam memori. Sistem penyimpanan ini sangat mempengaruhi jenis memori (sensori memori, memori jangka pendek, atau memori jangka panjang yang akan diperagakan oleh organisme).
Setiap proses belajar akan meninggalkan jejak-jejak (traces) dalam diri seseorang dan jejak ini akan disimpan sementara dalam ingatannya yang pada suatu waktu dapat ditimbulkan kembali. Jejak-jejak ingatan itu disebut memory traces.
Meskipun jejak ingatan tersebut memungkinkan seseorang untuk mengingat apa yang pernah dipelajarinya,  namun tidak semua jejak memori akan ditingga ldengan baik sehingga jejak tersebut dapat hilang dan orang dapat mengalami kelupaan.
Sehubungan dengan masalah retensi dan kelupaan, ada satu hal penting yang dapat dicatat,  yaitu mengenal interval atau jarak waktu antara memasukkan dan menimbulkan kembali.
            Masalah interval dapat dibedakan atas lama interval dan isi interval
a)      Lama interval, menunjukkan tentang lamanya waktu antara pemasukan bahan (act of learning) sampai ditimbulkanny kembali bahan itu. Bahan interval berkaitan dengan kekuatan retensi. Makin lama interval, makin kurang retensinya, atau dengan kata lain kekuatan retensinya menurun.
b)     Isi interval, yaitu aktivitas-aktivitas yang terdapat atau yang mengisi interval. Aktivitas-aktivitas yang mengisi interval akan merusak atau mengganggu jejak ingatan sehingg kemungkinan individu akan mengalami kelupaan.

Masalah yang berkaitan erat dengan retensia adalah masalah kelupaan
.
  3.  Proses retrieval (pemulihan kembali atau mengingat kembali apa yang telah disimpan sebelumnya). Proses mengingat kembali merupakan suatu proses  mencari dan menemukan informasi yang disimpan dalam memori untuk digunakan kembali bila dibutuhkan. Mekanisme dalam proses mengingat sangat membantu organisme dalam menghadapi berbagai persoalan sehari-hari. Seseorang dikatakan “belajar dari pengalaman” karena ia mampu menggunakan berbaga iinformasi yang telah diterimanya di masa lalu untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya saat ini. Hilgard (1975) menyebutkan tiga jenis proses mengingat, yaitu:
a.       Recall, yaitu proses mengingat kembali informasi yang dippelajari di masa lalu tanpa petunjuk yang dihadapkan pada organisme. Contohnya mengingat nama seseorang tanpa kehadiran orang yang bersangkutan.
b.      Recognition, yaitu proses mengenal kembali informasi yang sudah dipelajari melalui suatu petunjuk yang dihadapkan pada organisme. Contohnya mengingat nama seseorang saat ia berjumpa dengan orang yang bersangkutan.
c.       Redintergrative,yaitu proses mengingat dengan menghubungkan berbagai informasi menjadi suatu konsep atau cerita yang cukup kompleks. Bila dalam recall kita bisa mengingat seluruh kata-kata dalam lagu Indonesia raya, tetapi mungkin kita sudah tidak mengingat lagi kapan mempelajarinya, dalam situasi seperti apa, dan lain-lain. Proses mengingat reintegrative terjadi bila anda ditanya sebuah nama, misalnya Siti Nurbaya (tokoh sinetron), maka anda teringat banyak hal dari tokoh tersebut karana anda telah menonton sinetronnya berkali-kali. Anda akan ingat bagaimana ia sedih karena dipinang Datuk Maringgih padahal ia membencinya, bagaimana penderitaanya dan tragis akhir hidupnya karena dibunuh.
Perbedaan antara recall dan recognition menunjukkan adanya peranan petunjuk mengingat (retrieval cues) dalam regocnition. Petunjuk ini membantu organisme mengenali informasi yang mau diingat khusunya untuk memori jangka panjang. Proses mengingat erat hubungannya dengan memori jangka pendek dan panjang karena dalam memori inilah informasi disimpan. 
Contoh konkrit dari proses enconding, storage dan retrieval ini dapat kita lihat dalam peristiwa sehari-hari, missal saat hendak berangkat kekampus anda melihat seorang nenek yang sedang menyebrang jalan ditabrak sebuah bis. Melihat peristiwa tersebut ( diterima oleh persepsi dan dibuat kode, dalam hal ini terjadi proses enconding), kemudian anda menyimpandalamotak (jenis bis, arah bis, dimana nenek berjalan, dan sebagainya. Dalam hal ini berlangsung proses storage). Sebagai saksi mata  akhirnya anda dimintai keterangan di kantor polisi, kemudian anda menceritakan apa yang terjadi sesuai apa yang disimpan otak (proses retrieval).
Berdasarkan contoh diatas, maka teori tentang memori yang melibatkan proses enconding, storage, dan retrieval ini paling banyak disetujui oleh para ahli. Teori yang umum digunakan adalah teori Information-Processing.
Analogi teori ini dapat kita lihat dari proses input dan output computer. Teori ini dikembangkan oleh Richard Atkinson dan Richard Shiffrin (1968). Menurut teori mereka, memori juga melalui proses enconding, storage, dan retrieval.

·   Enconding: proses meletekkan informasi dalam memori, sesuai dengan bentuk yang dipersepsinya
·     Strorage: proses menyimpan informasi dalam memori: ada perubahan struktur dan atau fungsi otak
·   Retrieval: proses menemukan kembali informasi yang disimpan dalam memori, untuk digunakan

Namun dalam proses tersebut terlibat pula tiga sistem memori yang berbeda, yaitu memori sensorik, memori jangka panjang (short-term memory), dan memori jangka panjang (long-term memory). Informasi akan selalu diterima oleh memori sensoris, kemudian sejumlah tertentu akan diteruskan kedalam memori jangka pendekd an yang lain hilang. Dari memori jangka-pendek ada proses seleksi untuk diterus kankedalam memori jangkapanjang, sedangkan yang tidak diteruskan akan dilupakan\

1.      MEMORI – SENSORIS
Memori sensorik berkaitan dengan penyimpanan informasi sementara yang dibawa oleh pancaindera kita. Setiap pancaindera memiliki satu macam memori-sensorik. Jadi dalam diri manusia terdapat lebih dari satu macam sensorik-motorik, antara lain sensori-motorik visual, sensori-motorik audio, dan sebagainya Proses memori sensoris dapat dikatakan sebagai proses penyimpanan memori melalui jalur syaraf-syaraf sensoris yang berlangsung dalam jangka waktu yang sangat pendek.

a.      Encoding dalam memori-sensoris
Pada saat mata kita melihat sesuatu, atau telinga mendengar sesuatu, informasi dari indera-indera itu akan diubah dalam bentuk impuls-impuls neural dan dihantar ke bagian-bagian tertentu dari otak. Proses ini berlangsung dalam sepersekian detik. Sinar yang mengenai retina diterima oleh reseptor-reseptor yang ada, kemudian sinar tersebut di transformasikan bentuknya ke dalam impuls-impuls meural dan dikirim ke otak

b.      Storage dalam memori-sensoris
Memori sensorid ternyata mempunyai kapasitas penyimpanan informasi yang amat besar, tetapi informasi yang disimpan tersebut cepat sekali menghilang. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa informasi yang disimpan dalam memori sensori akan mulai menghilang setelah sepersepuluh detik dan hilang sama sekali setelah satu detik. Mekanisme semacam ini penting sekali artinya dalam hidup manusia karena hanya dengan memori seperti inilah kita bosa menaruh perhatian pada sejumlah kecil indormasi yang relevan atau berguna untuk hidup kita.
Contohnya saat kita melihat piring yang bergeser dan hendak jatuh. Mungkin saat piring bergerak kita belum tentu dengan reflek menangkapnya, tetapi kesan tersebut disimpan dan langsung ditimbulkan dalam gerakan menangkap piring yang hendak jatuh tadi.

2.      MEMORI JANGKA-PENDEK
Memori jangka pendek atau sering juga disebut dengan short-term memory atau working memory adalah suatu proses penyimpanan memori sementara, artinya informasi yang disimpan hanya dipertahankan selama informasi tersebut masih dibutuhkan.

a.      Encoding dalam memori jangka pendek
Mula-mula akan berlangsung proses encoding seperti dalam memori sensori, yaitu rangsang diterima oleh indera, diubah bentuknya menjadi impuls-impuls neural dan dikirim ke otak. Akan tetapi informasi yang telah diterima oleh otak kemudian dikenal oleh suatu proses yang disebut control processes, yaitu suatu proses yang mengatur laju dan mengalirnya informasi.
Informasi yang masuk melalui indera dan disimpan dalam memori sensoris dapat dianggap sebagai bahan mentah yang jumlahnya banyak sekali. Kemudian jumlah yang banyak itu akan diseleksi menurut beberaoa cara dalam control processes. Pertama, informasi yang masuk, entah itu bentuk, warna, bau, atau nada, akan dirujukkan ke gudang informasi dalam memori jangka panjang. Disana pola-pola informasi itu dibanding-bandingkan dengan pola-pola yang sudah ada. Dengan demikian akan terpilih informasi yang sudah dikenal, atau yang punya arti. Proses encoding seperti ini disebut pattern recognition. Mekanisme lain yang digunakan untuk menyeleksi informasi ini adalah attention (atensi atau perhatian). Perhatian ini menyaring informasi yang masuk ke dalam memori jangka pendek sehingga hanya sebagian kecil yang boleh lewat.

b.      Storage dalam memori jangka pendek
      Kapasitas dalam memori jangka pendek sangat terbatas untuk menyimpan sejumlah informasi dalam jangka waktu tertentu. Kapasitas itu bisa dilihat dengan percobaan yang disebut memory-span task seperti berikut:
Bacalah deretan angka di bawah ini satu persatu dengan selang waktu kurang lebih dari satu detik, lalu mendongaklah dan ulangi deretan angka tersebut:

      5 7 9 1 4 6 3

      Lalu coba dengan deretan berikut ini:

      3 5 1 4 6 2 9 6 7

Kecuali ingatan anda sudah terlatih, anda mungkin tidak mampu memproduksi deretan angka yang kedua. Sekarang cob abaca abjad-abjad berikut dan ulangi tanpa melihat deretan abjad-abjad tersebut
     
      DI KT IHA NK AMD EP DA G RI
Kemungkinan besar anda tidak berhasil. Tetapi bila yang disajikan adalah beriku ini, tentu hasilnya akan berbeda:

      DIKTI HANKAM DEPDAGRI

      Kita dapat menghafal semua abjad tersebut karena kita sudah kenal kesatuan-kesatuan abjad tadi. Satu kesatuan abjad seperti HANKAM disebut satu kesatuan informasi. Memori jangka pendek juga dapat dibantu melalui pengulangan-pengulangan informasi. Ini yang disebut maintenance rehearsal

c.       Retrieval dalam memori jangka pendek
Kapasitas memori jangka pendek sangat terbatas. Oleh karena itu proses mengingat dalam memori jangka pendek tidak membutuhkan waktu yang lama. Ada dua cara mengingat dalam memori jangka pendek, yaitu:
1)      Parallel Search, informasi yang disimpan dalam memori ditelusuri sekaligus. Misalnya mengingat paras muka seseorang dilanjutkan dengan mengingat namanya.
2)      Serial Search, penelusuran informasi dilakukan pada satu kesatuan informasi (chunk) satu persatu. Contohnya bila anda mempunyai daftar nama orang yang akan dikirimi undangan, kemudian anda ditanya Pak Suryo sudah dicatat belum? Maka secara otoatis ada akan mengingat daftar nama orang yang akan diundang satu persatu. Semakin panjang daftarnya, semakin lama waktu yang digunakan untuk mengingatnya.

3.      MEMORI JANGKA PANJANG
Memori jangka panjang atau sering juga disebut dengan long-term memory adalah suatu proses penyimpanan informasi yang relatif permanen.

a.      Encoding dalam memori jangka panjang
Prosesnya tetap berawal pada memori sensoris yang mengubah informasi menjadi impuls-impuls dan mengirimkannya ke otak. Dalam memori jangka-pendek informasi tersebut sudah diseleksi berdasarkan control processes. Untuk dapat masuk ke dalam memori jangka panjang, perlu dilakukan proses selanjutnya, yaitu semantic atau imagery coding. Dalam proses ini arti dari informasi dianalisis lebih jauh lagi. Bila kita mendengar seseorang berkata, “Budi dipukul Ali sampai pingsan”, maka kita tidak hanya mengerti arti masing-masing kata dalam kalimat tersebut, tetapi kita juga berusaha mengerti apa yang terjadi sebenarnya dari keseluruhan kalimat tersebut. Sebaliknya bila kita mendengar kata-kata lain yang unsurnya sama, seperti “Ali dipukul Budi sampai pingsan”, maka kita tahu bahwa yang terjadi sekarang berbeda dari yang pertama.
Dalam kedua kalimat tersebut kalau kita mengingat arti dari kata-kata dalam  keseluruhan kalimat itu, maka kita melakukan “semantic coding”; tetapi kalau kita membayangkan rekasi dari Ali atau Budi dalam peristiwa itu, maka kita melakukan imagery coding.

b.      Storage dalam memori jangka panjang
Proses encoding dalam memori jangka panjang dilakukan dengan penyaringan berdasarkan arti dari informasi itu bagi organisme, oleh karena itu penyimpanan informasi dapat berlangsung secara permanen.
Selain daripada itu, kapasitas memori jangka panjang ternyata juga amat besar. Ini memungkinkan penyimpanan informasi yang luar biasa banyaknya yang diperoleh sepanjang hidup organisme. Meskipun demikian, memori masih bekerja sangat efisien yaitu dengan jalan me-reorganisasi informasi yang diterima dari memori jangka pendek. Reorganisasi ini erat hubungannya dengan proses retrieval atau mengingat kembali informasi yang telah disimpan.

c.       Retrieval dalam memori jangka panjang
Dijelaskan diatas bahwa  penyimpanan informasi dalam memori jangka panjang sangat terorganisir. Organisasi informasi ini besar faedahnya karena kapasitas memori ini luar biasa besarnya. Bila tidak terorganisir, maka proses mengingat satu informasi sederhanan saja seperti “Umur berapa anada mulai belajar menulis?”, sangat sulit untuk dijawab walaupun sudah diberi petunjuk yang cukup jelas.
Informasi yang tersimpan itu sifatnya terorganisasi, maka bila diberi petunjuk (retrieval cues), maka proses mengingat itu hanya akan berlangsung beberapa detik saja. Retrieval cues juga dipengaruhi oleh internal state (kondisi internal seseorang). Bila terjadi kondisi internal yang sama atau sejenis, maka hal yang menyebabkan kesamaan kondisi internal itu dapat menjadi retrieval cues yang berguna dalam proses mengingat kembali.
Contohnya apabila anda merasa senang (kondisi internal) karena belajar psikologi faal untuk UAS dengan sahabat anda. Bila saat ujian UAS anda duduk bersebelahan dengan sahabat anda, maka kondisi internal yang terjadi cenderung sama dengan saat anda belajar. Hal tersebut dapat menjadi retrieval cues untuk menimbulkan ingatan-ingatan yang disimpan saat belajar. Sebaliknya, apabila saat UAS psikologi faal anda duduk bersebelahan dengan orang yang anda benci (misalnya, penyontek), maka kondisi internalnya jauh berbeda dengan saat anda belajar, maka kondisi internal tersebut tidak membantu munculnya retrieval cues. Lihat gambar. Proses mengingat dalam memori jangka panjang ini sangat penting, oleh sebab itu banyak dilakukan penelitian untuk meningkatkannya.


2.3 PROSES TERJADINYA LUPA
Pada pembahasan tentang retensi, kita telah membicarakan tentang lama interval dan isi interval yang bisa menimbulkan masalah kelupaan. Lupa merupakan suatu gejala di mana informasi yang telah disimpan tidak dapat ditemukan kembali untuk digunakan. Adapun teori tentang lupa, yaitu Decay Theory, Interference Theory, Retrieval Failure, Motivated Forgetting, dan lupa karena sebab-sebab fisiologi. Teori-teori ini khususnya merujuk pada memori jangka panjang.

  1.   Decay Theory
Teori ini beranggapan bahwa memori menjadi semakin aus dengan berlalunya waktu bila tidak pernah diulang kembali (rehearsal). Informasi yang disimpan dalam memori akan meninggalkan jejak-jejak (memory traces) yang bila dalam jangka waktu lama tidak ditimbulkan kembali dalam alam kesadaran, akan rusak atau menghilang. Teori ini sering juga disebut dengan teori atropi atau teori disense. Jadi jelas bahwa teori ini menitikberatkan pada lama interval.


  2.   Interference Theory
Teori ini menitikberatkan pada isi interval. Teori ini beranggapan bahwa informasi yang sudah disimpan dalam memori jangka panjang masih ada dalam gudang memori (tidak mengalami keausan), akan tetapi jejak-jejak ingatan saling bercampur aduk, mengganggu satu sama lain. Bisa jadi bahwa informasi yang baru diterima mengganggu proses mengingat informasi yang lama, tetapi bisa juga terjadi sebaliknya.
Bila informasi yang baru kita terima menyebabkan kita sulit mencari informasi yang sudah ada dalam memori kita, maka terjadinya interferensi retroaktif. Contohnya, apabila kemarin anda menghafalkan peta Pulau Sumatera, ternyata sekarang anda diharuskan mati-matian menghafalkan peta Pulau Kalimantan. Saat anda mencoba menghafalkan kembali nama kotamadya di Pulau Sumatera, anda akan mengalami kesulitan karena yang muncul adalah nama-nama kotamadya di Pulau Kalimantan.
Bila informasi baru yang kita terima sulit untuk diingat karena adanya pengaruh ingatan yang lama, maka terjadi proses interferensi proaktif. Contohnya dalam mempelajari bahasa baru, pola atau tata bahasa anda yang lama akan mempersulit anda dalam mengingat tata bahasa yang baru. Seperti juga contoh di atas, apabila saat ingin mengingat nama kotamadya di Pulau Kalimantan mengalami kesulitan karena yang teringat adalah nama kotamadya di Pulau Sumatera, maka proses yang terjadi adalah interferensi proaktif.

  3.  Teori Retrieval Failure
Teori ini sebenarnya sepakat dengan teori interferensi bahwa informasi yang sudah disimpan dalam memori jangka panjang selalu ada, tetapi kegagalan untuk mengingat kembali tidak disebabkan oleh interferensi. Kegagalan untuk mengingat kembali lebih disebabkan tidak adanya petunjuk yang memadai. Dengan demikian, bila syarat tersebut dipenuhi (disajikan petunjuk yang tepat), maka informasi tersebut tentu dapat ditelusuri dan diingat kembali.

  4.  Teori Motivated Forgetting
Menurut teori ini, kita akan cenderung berusaha melupakan hal-hal yang tidak menyenangkan. Hal-hal yang menyakitkan atau tidak menyenangkan ini akan cenderung ditekan atau tidak diperbolehkan muncul dalam kesadaran. Teori ini didasarkan pada teori psikoanalisis yang dipelopori oleh Sigmund Freud. Dari penjelasan di atas, jelas bahwa teori ini juga beranggapan bahwa informasi yang telah disimpan masih selalu ada.

  5.   Lupa karena Sebab-Sebab Fisiologis
Para peneliti sepakat bahwa setiap penyimpanan informasi akan disertai berbagai perubahan fisik di otak. Perubahan fisik ini disebut engram. Gangguan pada engram ini akan mengakibatkan lupa yang disebut amnesia. Bila yang dilupakan adalah berbagai informasi yang telah disimpan beberapa waktu yang lalu, yang bersangkutan dikatakan menderita amnesia retrograd. Sedangkan bila yang dilupakan adalah informasi yang baru saja diterimanya, ia dikatakan menderita amnesia anterograd. Karena proses lupa dalam kedua kasus ini erat hubungannya dengan faktor-faktor biokimiawi otak, maka kurang menjadi fokus perhatian bagi para pendidik dan psikolog dalam kaitannya dengan proses kelupaan.

2.4 CARA PENYELIDIKAN INGATAN
Menurut para ahli,ada beberapa metode yang biasa di tempuh dalam ingatan:
1.      Metode dengan melihat waktu atau usaha belajar (The learning Method)
Metode ini merupakan metode untuk menyelidiki kemampuan ingatan dengan cara melihat sampai sejauh mana waktu yang diperlukan atau usaha yang dijalankan oleh subjek untuk dapat menguasai materi yang di pelajari dengan baik. Misalnya: dapat menyimpulkan kembali materi tersebut tanpa adanya kesalahan.

2.      Metode mempelajari kembali (the realerning method)
Metode ini merupakan metode yang berbentuk dimana subjek disuruh mempelajari materi kembali yang pernah di pelajari sampai pada suatu kriteria tertentu seperti saat pertama kali mempelajari meteri tersebut. Dalam metode ini ternyata untuk mempelajari materi yang sama untuk kedua kalinya membutuhkan waktu yang relative singkat dibandingkan metode sebelumnya.

3.      Metode rekonstruksi
Metode ini menugaskan subjek untuk mengonstruksikan kembali materi yang telah diberikan kepadanya. Dalam mengkonstruksi kembali dapat diketahu waktu yang digunakan,kesalahan-kesalahan yang diperbuat sampai pada criteria tertentu. Misalnya: Seperti bermain puzzle.

4.      Metode mengenal kembali
Dalam metode ini penelitian dalam memori ditekankan pada recognitio (mengenal kembali),jadi subjek diminta untuk mempelajari materi kemudian materi tadi disajikan ulang dengan penyertaan materi lain. Materi ini berguna untuk mengetahui apakah dia mampu mengenal kembali materi yang sudah dia pelajari sebelumnya diantara materi-materi lain yang disajikan. Misalnya: Pada tes yang berbentuk essai atau pada tugas-tugas pengarang dimana subjek diminta untuk mengingat kembali peristiwa atau pengalaman yang dialaminya.

5.      Metode mengingat kembali
Dalam metode ini yang ditekankan adalah proses recall (mengingat kembali) terhadap apa yang telah dipelajari oleh subjek sebelumnya. Misalnya pada tes yang bentuknya essai atau pada tugas-tugas mengarang dimana subjek diminta untuk mengingat kembali peristiwa atau pengalaman yang dialaminya.

6.      Metode asosiasi berpasangan
Dalam metode asosiasi berpasangan, subjek diminta untuk mempelajari materi secara berpasang-pasangan. Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan mengingat, dalam evaluasinya, salah satu pasangan digunakan sebagai stimulus, dan subjek diminta untuk menimbulkan kembali (baik recall maupun recognition) pasangannya. Misalnya: Subjek diminta untuk mempelajari atau menghafalkan sebuah materi,dan bila materi tersebut telah dihafalkan,kemudian di adakan tes untuk melihat kemampuannya. Contohnya seperti ujian,UTS dan UAS.

2.5 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMORI
Meningkatkan memori harus memenuhi 3 ketentuan :

a.       Proses memori bukanlah suatu hal yang mudah . oleh karena itu perlu di perhatikan bahwa pengulangan/ rehearsal merupakan usaha yang sangat membantu . retensi suatu informasi dapat dibantu dengan cara meengulang informasi yang bersngkutan khusus nya untuk mempertahankan informasi di memori jangka pendek dan panjang.
Meskipun demikian berbagai penelitian menunjukan bahwa pengulangan saja tidak ada artinya bila tidak dihubungkan dengan koteks yang sudah di kenal contoh mengingat huruf  
( BDGJKTSRBMGLYGY)
bila tanpa konteks tertentu , hasil hapalan huruf  itu sangat susah untuk di timbulkan kemabali, sebaliknya bila huruf – huruf tersebut memliki arti  

(BANDUNGJAKARTASURABAYAMAGELANGYOGYA).
 Maka lebih mudah untuk ditimbulkan kembali. Pengulang juga dapat dilakukan secara  periodic misalnya dengan mempelajari suatu notasi music setiap dua minggu sekali.

b.      Bahan – bahan yang diingat harus mempunyai hubungan dengan yang lain khusus nya mengenai hal ini memori di bantu bila informasi yang dipelajari memiliki kaitan dengan hal – hal yang sudah dikenal sebelumnya. Konteks terdapat peristiwa, tempat nama, sesuatu perasaan tertentu dan lain – lain.

c.       Proses memori memerlukan organisasi, salah satu pengorganisasian informasi yang amat dikenal adalah mnemonic, salah satu metode mnemonic yang biasa dilakukan adalah metode loci (tempat) individu diminta untuk membanyangkan suatu tempat yang ia kenal biak misalnya rumahnya ia membanyangkan bagian tertentu dari ruamh itu misalnya dari ruang tamu sampai ke kamarnya.ia membayangkan benda – benda apa saja yang akan ia temui di dekat pintu masuk di ruang tamu,.

      Metode mnemonic lain yang biasa digunakan adalah menghubungkan seperti yang telah dipelajari dalam penyimpanan. Informasi dalam memori jangka pendek yaitu menghubungkan informasi yang harus diingat satu dengan yang bisanya sehingga mempunyai arti, walau kadang – kadang agak lupa misalnya menghapal spectrum warna.



BAB III
PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang berhubungan dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap kepada para pembaca yang budiman untuk memberikan kritik saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Sekian penutup dari kami semoga berkenan di hati dan kami ucapkan terima kasih






Nama : Raina Putri Anisa
NPM  : 15515590

Tidak ada komentar:

Posting Komentar