Kamis, 02 Juni 2016

Laporan Praktikum

LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL
Nama : Raina Putri Anisa
Npm : 15515590
n
1.      Percobaan                           :  Indera Penglihatan
Nama Percobaan                :  Refleks (reaksi pupil)
Nama Subjek Percobaan   :  Raina dan Riskah
Tempat Percobaan             :  Laboratorium Psikologi Faal
a.      Tujuan Percobaan        :  Untuk mengetahui serta memahami reaksi-reaksi yang terjadi pada pupil mata.
b.      Dasar Teori                :        Reseptor penglihatan adalah sel-sel di conus (sel kerucut) dan basilus (sel batang). Conus terutama terdapat dalam fovea dan penting untuk menerima rangsang cahaya kuat dan rangsang warna. Sel-sel basilus tersebar pada retina terutama di luar macula dan berguna sebagai penerima rangsang cahaya berintensitas rendah. Beberapa contoh anatomi mata adalah Iris dan Pupil. Iris adalah lingkaran otot yang mengelilingi pupil dan berfungi untuk mengontrol sejumlah cahaya yang masuk ke mata. Dalam cahaya yang redup, iris mengendur untuk membiarkan lebih banyak cahaya masuk, dan pupil melebar. Dalam cahaya yang terang, iris mengerut untuk membiarkan lebih sedikit cahaya yang masuk, dan pupil mengecil. Otot iris berisi pigmen yang memberikan karakteristik pada warna mata kita. iris, seperti diafragma, membentuk pupil. Iris tidak memiliki epitel pada aspek anterior nya, sehingga stroma iris, yang disusun secara radial ke tepi pupil, tidak terlindungi. Iris adalah bagian tertipis di margin pupil dan memungkinkan epitel pigmen bilaminar di bagian belakang untuk dilihat. Pupil dikelilingi oleh otot sfingter pupillae (parasimpatis persarafan melalui saraf oculomotor), persarafan yang menghasilkan kontraksi pupil (miosis). Pupil sendiri adalah bola mata yang terletak pada bagian depan mata yang memungkinkan gelombang cahaya memasuki bagian dalam mata.
c.       Alat yang Digunakan   :  Cermin, senter dan sedotan 15mm
d.      Jalannya Percobaan    :  1.1 Senter
Untuk yang pertama siapkan senter. Arahkan senter pada mata (saya menggunakan mata kiri Riskah). Lihat pada pupil mata apa yang terjadi apabila cahaya diarahkan kepada mata kita.
1.2 Senter dan Sedotan
Siapkan senter dan sedotan. Nyalakan senter lalu taruh sedotan di depan senter, pastikan bahwa cahaya keluar melalui senter. Arahkan senter dan sedotan ke mata (mata kiri riskah). Dan lihat apa perubahan pada pupil mata.
1.3 Kaca dan Senter
Siapkan kaca dan senter. Arahkan senter ke kaca, lalu paskan kepada mata kita dan lihat apa yang terjadi ketika cahaya dipantulkan ke mata kita melalui kaca
e.       Hasil Percobaan           :  1.1      Hasil Percobaan
1.1.1 Senter (cahaya) yang diarahkan langsung kepada mata kiri riskah pupil terlihat mengecil
1.1.2 Senter dengan menggunakan sedotan yang diarahkan kemata riskah juga terlihat mengecil
1.1.3 Cahaya yang dipantulkan melalui kaca ke mata, tidak terjadi perubahan pada pupil mata
1.2      Hasil sebenarnya
1.2.1 Mata yang terkena cahaya secara tiba-tiba, pupil akan mengecil cepat dan iris mendekat cepat. Mata yang tidak terkena cahaya tiba-tiba, pupil mengecil secara lambat dan iris mendekat secara lambat
1.2.2 Pupil mata tergantung iris (semacam otak kecil) iris mempunyai 2 sifat yaitu:
§  Mendekati jika cahaya terlalu terang
§  Menjauh ketika cahaya masuk terlalu redup.
1.2.3 Jika mata tidak siap terkena cahaya, pupil mengecil secara langsung. Namun jika siap terkena cahaya, pupil mengecil perlahan.
f.       Kesimpulan                   :  Cahaya masuk ke mata melalui pupil yang memungkinkan gelombang cahaya masuk kebagian mata lalu iris mengontrol sejumlah cahaya yang masuk, iris mengendur untuk membiarkan lebih banyak cahaya masuk, pupil melebar. Dalam cahaya terang iris mengerut untuk membiarkan leboh sedikit cahaya yang masuk dan pupil mengecil. Cahaya jatuh pada bintik kuning karena terdapat sel batang (basilus) dan sel kerucut (conus) sebagai reseptor penglihatan.

2.      Percobaan                           :  Indera Penglihatan
Nama Percobaan                :  Aliran darah pada retina (peristiwa entropis) à peristiwa bergeraknya pembuluh darah arteri/vena ke retina)
Nama Subjek Percobaan   :  Riskah
Tempat Percobaan             :  Laboratorium Psikologi Faal
a.      Tujuan Percobaan        :  Untuk melihat bahwa pada mata terdapat eritrosit yang berjalan sepanjang pembuluh darah arteri atau vena
b.      Dasar Teori                   :  Struktur mata
1.      Sklera
Sclera tersusun oleh jaringan ikat yang kuat, liat dan putih serta melengkung. Skela berfungsi membantu melindungi bagian-bagian dalam dan mempertahankan kekakuan bola mata. Bagian depan sclera membentuk struktur tembus cahaya yang disebut kornea. Kornea dilindungi oleh suatu selaput yang disebut konjungtiva. Pada kornea tidak ditemuka pembuluh darah seperti halnya pada aqueus humor, vitreous humor dan lensa mata.
2.      Koroid (selaput pembuluh)
Koroid merupakan lapisan tengah yang berwarna coklat kehitaman. Koroid berisi banyak pembuluh darah. Koroid berfungsi member zat makanan (nutrisi), menyerap cahaya dan oksigen yang membuat sel sel yang ada di mata tetap hidup dan mampu berkerja lebih baik terutama untuk retina. Bagian depan koroid membentuk tirai berpigamen yang disebut iris. Itulah sebabnya ada orang yang matanya berwarna hitam, biru, atau coklat
3.      Retina (selaput jala)
Retina merupakan lapisan paling dalam yang lunak dan peka terhadap cahaya. Pada reita terdapat suatu daerah yang banyak mengandung ujung-ujung saraf mata. Oleh karena itu, retina merupakan tempat paling peka untuk menerima rangsangan cahaya
c.       Alat yang Digunakan   :  Senter dan kaca reben
d.      Jalannya Percobaan    : 1.1 Arahkan senter ke samping bola mata teman anda (sebelumnya teman anda menghadap kedepan dan matanya melirik ke arah berlawanan. Lihat apakah ada pembuluh darah yang terjadi apabila kita arahkan senter ke bola mata tersebut.
1.2 Siapkan senter dan kaca reben. Arahkan senter tetapi dihalangi oleh kaca reben (posisi teman sama dengan 1.1) lihat pada bola mata teman apakah ada pembuluh darah jika kita arahkan senter dengan kaca reben sebagai penghalangnya.
e.       Hasil Percobaan           :  1.1      Hasil Percobaan
1.1.1   Dengan menggunakan senter langsung tanpa adanya penghalang kaca reben terlihat ada pembuluh darah yang muncul.
1.1.2 Senter yang dihalangi oleh kaca reben tidak terlihat pembuluh darah.
1.2      Hasil sebenarnya
1.2.1   Jika praktikan melirik ke arah kiri dan arah kanan matanya diberi cahaya senter dan sebaliknya, maka pada retina akan terlihat pembuluh darah arteri (pembuluh darah yang membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh, disebut pembuluh nadi) atau vena (pembuluh balik) atau vena (pembuluh balik) yang bergerak.
f.       Kesimpulan                   :  Apabila kita memberi rangsangan cahaya di bola mata kita, terdapat pembuluh darah yang terlihat karena mata kita memiliki lapisan koroid atau yang bisa disebut dengan pembuluh darah yang berfungsi sebagai oksigen dan zat makanan.


3.      Percobaan                           :  Indera Penglihatan
Nama Percobaan                :  Visus (ketajaman penglihatan)
Nama Subjek Percobaan   : Raina
Tempat Percobaan             : Laboratorium Psikologi Faal
a.      Tujuan Percobaan       : Untuk mengetahui ketajaman penglihatan seseorang.
b.      Dasar  Teori                  : Secara mekanis, mata adalah alat yang mengumpulkan sinar cahaya dan memfokuskannya ke dalam suatu bayangan. Daya akomodasi mata adalah kemampuan lensa mata untuk menebal (cembung) atau  menipis (pipih) sesuai dengan jarak benda yang dilihat agar bayangan jatuh tepat di retina. Mata normal mampu berakomodasi untuk benda yang jaraknya sangat jauh (titik jauh) sampai pada jarak dekat (titik dekat). Akan tetapi,  ada orang yang tidak mampu membaca jarak jauh atau jarak dekat
Visus à Untuk dapat melihat, stimulus (cahaya) harus jatuh di reseptor dalam retina kemudian diteruskan ke pusat penglihatan (fovea centralis). Untuk dapat melihat dengan baik perlu ketajaman penglihatan. Ketajaman penglihatan inilah yang disebut visus. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan visus adalah:
a.       Sifat fisis mata, meliputi ada tidak nya aberasi (kegagalan sinar untuk berkonvergensi atau bertemu disatu titik fokus setelah melewati suatu sistem optik), besarnya pupil, komposisi cahaya, fiksasi objek, dan mekanisme akomodasinya dengan elastisitas musculu sciliarisnya yang dapat menyebabkan ametropia yang  meliputi
b.   Faktor stimulus, yang meliputi kontras (terbentuknya bayangan benda yang berwama komplementemya), besar kecilnya stimulus, lamanya melihat, dan intensitas cahaya.
c.       Faktor Retina, yaitu makin kecil dan makin rapat conus, makin kecil minimum separable jarak terkecil antara garis yang masih terpisah
Macam-macam kelainan pada mata :
a. Mata miopi, Mata miopi adalah mata dengan lensa terlalu cembung atau bola mata terlalu panjang. Dengan demikian, objek yang deket akan terlihat jelas karena bayangan jatuh pada retina, sedangkan objek yang jauh akan terlihat kabur karena bayangan jatuh di depan retina. Kelainan mata jenis ini dikoreksi dengan lensa cekung
b. Mata hipermetropi, Mata hipermetropi adalah mata dengan lensa terlalu pipih atau bola mata terlalu pendek. Objek yang dekat akan terlihat kabur karena bayangan jatuh di belakang retina, sedangkan objek yang jauh akan terlihat jelas karena bayangan jatuh di retina. Kelainan mata jenis ini dikoreksi dengan lensa cembung
c. Mata astigmatis, Mata astigmatis adalah mata dengan lengkungan permukaan kornea atau lensa yang tidak rata. Misalnya lengkung  kornea yang vertikan kurang melengkung dibandingkan yang horizontal. Bila seseorang melihat suatu kotak, garus vertical terlihat kabur dan garis horizontal terlihat jelas, mata orang tersebut menderita kelainan yang disebut astigmatis regular. Astigmatis regular dapat dikoreksi dengan lensa silindris.
c.       Alat yang Digunakan   :  Optotype Snellen atau Snellen Chart
d.      Jalannya Percobaan    : 1.1 Berdiri di depan Optotype Snellen sejauh 3,5 m.  lalu lihat ke optotype, baca tulisan tersebut dengan salah satu mata kita (mata satunya lagi di tutup) dan sampai mana kita dapat membaca tulisan tersebut. Lakukan pada mata kanan dan kiri
e.       Hasil Percobaan           :  1.1    Hasil Percobaan
1.1.1 Mata kiri dan kanan hasilnya 160. Dengan menggunakan rumus  à
1.2    Hasil sebenarnya
1.2.1 Tidak ada hasil yang sebenarnya
f.       Kesimpulan                   :  Mata memiliki daya akomodasi yaitu kemampuan lensa mata untuk menebal atau menipis sesuai dengan jarak benda yang dilihat agar bayangan jatuh tepat di retina. Apabila daya akomodasi tidak sesuai dengan yang seharusnya, mata memiliki beberapa kelainan mata antara lain : miopi yaitu lensa mata terlalu cembung, hipermetropi yaitu lensa terlalu pipih, astigmatis yaitu lengkung permukaan kornea atau lensa tidak rata.

4.      Percobaan                           :  Indera Penglihatan
Nama Percobaan                :  Membedakan warna dan percampuran warna secara objektif
Nama Subjek Percobaan   :  Raina
Tempat Percobaan             :  Laboratorium Psikologi Faal
a.      Tujuan Percobaan      :  Untuk mengetahui apakah seseorang dapat membedakan warna atau buta warna
b.      Dasar Teori                   :  Buta warna adalah ketidakmampuan membedakan dua atau lebih corak/jenis spectrum warna. Penglihatan warna sangat dipengaruhi oleh tiga macam pigmen di dalam sel kerucut sehingga sel kerucut/conus menjadi peka secara selektif terhadap berbagai warna biru, merah, dan hijau. Teori penting pertama mengenai penglihatan warna adalah dari Young, yang kemudian dikembangkan dan diberi dasar eksperimental yang lebih mendalam oleh Helmholtz. Menurut teori ini ada tiga jenis sel kerucut yang masing masing bereaksi secara maksimal terhadap suatu warna yang berbeda. Oleh sebab itu menurut teori ini ada 3 macam conus yaitu :
1. Conus yang menerima warna hijau
2. Conus yang menerima warna merah
3. Conuis yang menerima warna biru
Ada suatu kondisi dimana seseorang tidak dapat melihat warna. Variasi dari buta yaitu:
1)      Buta warna total
Buta warna total terjadi apabila seseorang tidak dapat membedakan semua jenis warna sehingga semua yang terlihat tampah berwarna hitam putih.
2)      Buta warna parsial
Buta warna ini terjadi apabila seseorang tidak dapat membedakan warna-warna tertentu misalnua buta warna merah atau buta warna hijau, ini dikarenakan mereka hanya mempunyai dua jenis cones. Ini merupakan kerusakan genetic yang diwariskan dan kebanyakan ditemukan pada pria.
Untuk menyelidiki apakah seseorang menderita buta warna atau tidak dapat dilakukan dengan berbagai macam tes, antara lain:
a)      Tes HOLMGREN, yaitu tes kemampuan membedakan warna (caranya, pemeriksa mengambil sekumpulan benang-benang wol berturut-turut seutas dengan warna hijau, merahm ungu, dan kuning, kemudian subjek yang diperiksa diminta untuk mencari gulungan benang yang warnanya sama)
b)      Tes ISIHARA (Jepang) dan tes STILLING (jerman), yaitu lukisan angka dan huruf dengan titik-titik yang terdiri dari beberapa macam warna. Angka-angka dan huruf-huruf dan gambar itu dikelilingi dengan titik titik yang bermacam-macam pula warnanya. Subjek yang diperiksa diminta membaca angka huruf dan gambar itu
c.       Alat yang Digunakan   :  Kaca, benang wol berbagai warna, kertas berwarna merah kuning biru
d.      Jalannya Percobaan    : 1.1 Penguji dan kita memegang wol berbagai warna. Lalu penguji akan mengeluarkan satu persatu benang wol dan kita harus dengan cepat mengeluarkan benang wol yang sama dengan penguji. Ini dilakukan secara 3 kali
1.2 Kertas warna kuning+biru, kuning+merah, biru+merah di susun bersebelahan lalu taruh kaca (keadaan berdiri) di antara 2 kertas warna yang berbeda itu dan lihat di pantulan kaca tersebut warna yang dihasilkan
e.       Hasil Percobaan           :  1.1      Hasil Percobaan
1.1.1 Penguji 3 kali memberi benang wol dan dari 3 benang tersebut dapat disamakan semua.
1.1.2   Warna kuning+biru= biru ;
   Warna kuning+merah= orange ;
   Warna biru+merah=merah
1.2      Hasil sebenarnya
1.2.1   Percobaan benang wol =
§  Percobaan dengan benang wol disebut dengan uji Holmgren
§  Hijau merupakan warna penetral
1.2.2   Kertas merah + biru = ungu
           Kertas merah + kuning = orange
           Kertas kuning + biru = hijau
f.       Kesimpulan                   :  Mata memiliki kelainan dalam menangkap spectrum warna yaitu buta warna. Buta warna ada 2 macam yaitu buta warna total dan parsial. Hal ini disebabkan karena sel kerucut menjadi peka secara selektif terhadap berbagai warna. Untuk mengetahui buta warna atau tidak dapat menggunakan dengan cara tes HOLMGREN / tes ISIHARA dan tes STILLING


Tidak ada komentar:

Posting Komentar