LAPORAN
PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL
Nama : Raina Putri Anisa
Npm : 15515590
n
1. Percobaan : Indera
Penglihatan
Nama
Percobaan : Refleks (reaksi pupil)
Nama
Subjek Percobaan : Raina dan Riskah
Tempat
Percobaan : Laboratorium Psikologi
Faal
a. Tujuan Percobaan : Untuk mengetahui serta
memahami reaksi-reaksi yang terjadi pada pupil mata.
b.
Dasar
Teori : Reseptor penglihatan
adalah sel-sel di conus (sel kerucut) dan basilus (sel batang). Conus terutama
terdapat dalam fovea dan penting untuk menerima rangsang cahaya kuat dan
rangsang warna. Sel-sel basilus tersebar pada retina terutama di luar macula
dan berguna sebagai penerima rangsang cahaya berintensitas rendah. Beberapa
contoh anatomi mata adalah Iris dan Pupil. Iris adalah lingkaran otot yang
mengelilingi pupil dan berfungi untuk mengontrol sejumlah cahaya yang masuk ke
mata. Dalam cahaya yang redup, iris mengendur untuk membiarkan lebih banyak
cahaya masuk, dan pupil melebar. Dalam cahaya yang terang, iris mengerut untuk
membiarkan lebih sedikit cahaya yang masuk, dan pupil mengecil. Otot iris
berisi pigmen yang memberikan karakteristik pada warna mata kita. iris, seperti
diafragma, membentuk pupil. Iris tidak memiliki epitel pada aspek anterior nya,
sehingga stroma iris, yang disusun secara radial ke tepi pupil, tidak
terlindungi. Iris adalah bagian tertipis di margin pupil dan memungkinkan
epitel pigmen bilaminar di bagian belakang untuk dilihat. Pupil dikelilingi
oleh otot sfingter pupillae (parasimpatis persarafan melalui saraf oculomotor),
persarafan yang menghasilkan kontraksi pupil (miosis). Pupil sendiri adalah
bola mata yang terletak pada bagian depan mata yang memungkinkan gelombang
cahaya memasuki bagian dalam mata.
c. Alat yang Digunakan : Cermin,
senter dan sedotan 15mm
d. Jalannya Percobaan : 1.1
Senter
Untuk
yang pertama siapkan senter. Arahkan senter pada mata (saya menggunakan mata
kiri Riskah). Lihat pada pupil mata apa yang terjadi apabila cahaya diarahkan
kepada mata kita.
1.2
Senter dan Sedotan
Siapkan
senter dan sedotan. Nyalakan senter lalu taruh sedotan di depan senter,
pastikan bahwa cahaya keluar melalui senter. Arahkan senter dan sedotan ke mata
(mata kiri riskah). Dan lihat apa perubahan pada pupil mata.
1.3
Kaca dan Senter
Siapkan
kaca dan senter. Arahkan senter ke kaca, lalu paskan kepada mata kita dan lihat
apa yang terjadi ketika cahaya dipantulkan ke mata kita melalui kaca
e. Hasil Percobaan : 1.1
Hasil Percobaan
1.1.1
Senter (cahaya) yang diarahkan langsung kepada mata kiri riskah pupil terlihat
mengecil
1.1.2
Senter dengan menggunakan sedotan yang diarahkan kemata riskah juga terlihat
mengecil
1.1.3
Cahaya yang dipantulkan melalui kaca ke mata, tidak terjadi perubahan pada
pupil mata
1.2
Hasil sebenarnya
1.2.1
Mata yang terkena cahaya secara tiba-tiba, pupil akan mengecil cepat dan iris
mendekat cepat. Mata yang tidak terkena cahaya tiba-tiba, pupil mengecil secara
lambat dan iris mendekat secara lambat
1.2.2
Pupil mata tergantung iris (semacam otak kecil) iris mempunyai 2 sifat yaitu:
§ Mendekati
jika cahaya terlalu terang
§ Menjauh
ketika cahaya masuk terlalu redup.
1.2.3
Jika mata tidak siap terkena cahaya, pupil mengecil secara langsung. Namun jika
siap terkena cahaya, pupil mengecil perlahan.
f. Kesimpulan : Cahaya
masuk ke mata melalui pupil yang memungkinkan gelombang cahaya masuk kebagian
mata lalu iris mengontrol sejumlah cahaya yang masuk, iris mengendur untuk membiarkan
lebih banyak cahaya masuk, pupil melebar. Dalam cahaya terang iris mengerut
untuk membiarkan leboh sedikit cahaya yang masuk dan pupil mengecil. Cahaya
jatuh pada bintik kuning karena terdapat sel batang (basilus) dan sel kerucut
(conus) sebagai reseptor penglihatan.
2. Percobaan : Indera
Penglihatan
Nama Percobaan : Aliran darah pada
retina (peristiwa entropis) à peristiwa bergeraknya pembuluh darah
arteri/vena ke retina)
Nama
Subjek Percobaan : Riskah
Tempat
Percobaan : Laboratorium Psikologi
Faal
a. Tujuan Percobaan : Untuk melihat bahwa
pada mata terdapat eritrosit yang berjalan sepanjang pembuluh darah arteri atau
vena
b. Dasar Teori : Struktur
mata
1.
Sklera
Sclera
tersusun oleh jaringan ikat yang kuat, liat dan putih serta melengkung. Skela
berfungsi membantu melindungi bagian-bagian dalam dan mempertahankan kekakuan
bola mata. Bagian depan sclera membentuk struktur tembus cahaya yang disebut
kornea. Kornea dilindungi oleh suatu selaput yang disebut konjungtiva. Pada
kornea tidak ditemuka pembuluh darah seperti halnya pada aqueus humor, vitreous
humor dan lensa mata.
2.
Koroid (selaput pembuluh)
Koroid
merupakan lapisan tengah yang berwarna coklat kehitaman. Koroid berisi banyak
pembuluh darah. Koroid berfungsi member zat makanan (nutrisi), menyerap cahaya
dan oksigen yang membuat sel sel yang ada di mata tetap hidup dan mampu
berkerja lebih baik terutama untuk retina. Bagian depan koroid membentuk tirai
berpigamen yang disebut iris. Itulah sebabnya ada orang yang matanya berwarna
hitam, biru, atau coklat
3.
Retina (selaput jala)
Retina
merupakan lapisan paling dalam yang lunak dan peka terhadap cahaya. Pada reita
terdapat suatu daerah yang banyak mengandung ujung-ujung saraf mata. Oleh
karena itu, retina merupakan tempat paling peka untuk menerima rangsangan
cahaya
c. Alat yang Digunakan : Senter
dan kaca reben
d. Jalannya Percobaan : 1.1
Arahkan senter ke samping bola mata teman anda (sebelumnya teman anda menghadap
kedepan dan matanya melirik ke arah berlawanan. Lihat apakah ada pembuluh darah
yang terjadi apabila kita arahkan senter ke bola mata tersebut.
1.2 Siapkan senter dan kaca reben. Arahkan senter
tetapi dihalangi oleh kaca reben (posisi teman sama dengan 1.1) lihat pada bola
mata teman apakah ada pembuluh darah jika kita arahkan senter dengan kaca reben
sebagai penghalangnya.
e. Hasil Percobaan : 1.1 Hasil Percobaan
1.1.1 Dengan menggunakan senter langsung tanpa
adanya penghalang kaca reben terlihat ada pembuluh darah yang muncul.
1.1.2
Senter yang dihalangi oleh kaca reben tidak terlihat pembuluh darah.
1.2
Hasil sebenarnya
1.2.1
Jika praktikan melirik ke arah kiri dan
arah kanan matanya diberi cahaya senter dan sebaliknya, maka pada retina akan
terlihat pembuluh darah arteri (pembuluh darah yang membawa darah dari jantung
ke seluruh tubuh, disebut pembuluh nadi) atau vena (pembuluh balik) atau vena
(pembuluh balik) yang bergerak.
f. Kesimpulan : Apabila
kita memberi rangsangan cahaya di bola mata kita, terdapat pembuluh darah yang
terlihat karena mata kita memiliki lapisan koroid atau yang bisa disebut dengan
pembuluh darah yang berfungsi sebagai oksigen dan zat makanan.
3. Percobaan : Indera
Penglihatan
Nama Percobaan : Visus (ketajaman penglihatan)
Nama Subjek Percobaan : Raina
Tempat Percobaan : Laboratorium
Psikologi Faal
a. Tujuan Percobaan : Untuk mengetahui
ketajaman penglihatan seseorang.
b. Dasar Teori :
Secara mekanis, mata
adalah alat yang mengumpulkan sinar cahaya dan memfokuskannya ke dalam suatu
bayangan. Daya akomodasi mata adalah kemampuan lensa mata untuk menebal (cembung)
atau menipis (pipih) sesuai dengan jarak
benda yang dilihat agar bayangan jatuh tepat di retina. Mata normal mampu
berakomodasi untuk benda yang jaraknya sangat jauh (titik jauh) sampai pada
jarak dekat (titik dekat). Akan tetapi,
ada orang yang tidak mampu membaca jarak jauh atau jarak dekat
Visus
à
Untuk dapat melihat, stimulus (cahaya) harus jatuh di reseptor dalam retina
kemudian diteruskan ke pusat penglihatan (fovea centralis). Untuk dapat melihat
dengan baik perlu ketajaman penglihatan. Ketajaman penglihatan inilah yang
disebut visus. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan visus adalah:
a.
Sifat fisis mata, meliputi ada tidak nya
aberasi (kegagalan sinar untuk berkonvergensi atau bertemu disatu titik fokus
setelah melewati suatu sistem optik), besarnya pupil, komposisi cahaya, fiksasi
objek, dan mekanisme akomodasinya dengan elastisitas musculu sciliarisnya yang
dapat menyebabkan ametropia yang
meliputi
b. Faktor
stimulus, yang meliputi kontras (terbentuknya bayangan benda yang berwama
komplementemya), besar kecilnya stimulus, lamanya melihat, dan intensitas
cahaya.
c.
Faktor Retina, yaitu makin kecil dan
makin rapat conus, makin kecil minimum separable jarak terkecil antara garis
yang masih terpisah
Macam-macam
kelainan pada mata :
a.
Mata miopi, Mata miopi adalah mata dengan lensa terlalu cembung atau bola mata
terlalu panjang. Dengan demikian, objek yang deket akan terlihat jelas karena
bayangan jatuh pada retina, sedangkan objek yang jauh akan terlihat kabur
karena bayangan jatuh di depan retina. Kelainan mata jenis ini dikoreksi dengan
lensa cekung
b.
Mata hipermetropi, Mata hipermetropi adalah mata dengan lensa terlalu pipih
atau bola mata terlalu pendek. Objek yang dekat akan terlihat kabur karena
bayangan jatuh di belakang retina, sedangkan objek yang jauh akan terlihat
jelas karena bayangan jatuh di retina. Kelainan mata jenis ini dikoreksi dengan
lensa cembung
c.
Mata astigmatis, Mata astigmatis adalah mata dengan lengkungan permukaan kornea
atau lensa yang tidak rata. Misalnya lengkung
kornea yang vertikan kurang melengkung dibandingkan yang horizontal.
Bila seseorang melihat suatu kotak, garus vertical terlihat kabur dan garis
horizontal terlihat jelas, mata orang tersebut menderita kelainan yang disebut
astigmatis regular. Astigmatis regular dapat dikoreksi dengan lensa silindris.
c. Alat yang Digunakan : Optotype
Snellen atau Snellen Chart
d. Jalannya Percobaan : 1.1
Berdiri di depan Optotype Snellen sejauh 3,5 m. lalu lihat ke optotype, baca tulisan tersebut dengan
salah satu mata kita (mata satunya lagi di tutup) dan sampai mana kita dapat
membaca tulisan tersebut. Lakukan pada mata kanan dan kiri
e. Hasil Percobaan : 1.1 Hasil Percobaan
1.1.1
Mata kiri dan kanan hasilnya 160. Dengan menggunakan rumus
à
1.2 Hasil sebenarnya
1.2.1
Tidak ada hasil yang sebenarnya
f. Kesimpulan : Mata
memiliki daya akomodasi yaitu kemampuan lensa mata untuk menebal atau menipis
sesuai dengan jarak benda yang dilihat agar bayangan jatuh tepat di retina.
Apabila daya akomodasi tidak sesuai dengan yang seharusnya, mata memiliki
beberapa kelainan mata antara lain : miopi yaitu lensa mata terlalu cembung,
hipermetropi yaitu lensa terlalu pipih, astigmatis yaitu lengkung permukaan
kornea atau lensa tidak rata.
4. Percobaan : Indera
Penglihatan
Nama Percobaan : Membedakan warna dan percampuran warna
secara objektif
Nama Subjek Percobaan : Raina
Tempat Percobaan : Laboratorium
Psikologi Faal
a. Tujuan Percobaan : Untuk mengetahui apakah
seseorang dapat membedakan warna atau buta warna
b. Dasar Teori : Buta
warna adalah ketidakmampuan membedakan dua atau lebih corak/jenis spectrum
warna. Penglihatan warna sangat dipengaruhi oleh tiga macam pigmen di dalam sel
kerucut sehingga sel kerucut/conus menjadi peka secara selektif terhadap
berbagai warna biru, merah, dan hijau. Teori penting pertama mengenai
penglihatan warna adalah dari Young, yang kemudian dikembangkan dan diberi
dasar eksperimental yang lebih mendalam oleh Helmholtz. Menurut teori ini ada
tiga jenis sel kerucut yang masing masing bereaksi secara maksimal terhadap
suatu warna yang berbeda. Oleh sebab itu menurut teori ini ada 3 macam conus
yaitu :
1.
Conus yang menerima warna hijau
2.
Conus yang menerima warna merah
3.
Conuis yang menerima warna biru
Ada
suatu kondisi dimana seseorang tidak dapat melihat warna. Variasi dari buta yaitu:
1) Buta
warna total
Buta
warna total terjadi apabila seseorang tidak dapat membedakan semua jenis warna
sehingga semua yang terlihat tampah berwarna hitam putih.
2) Buta
warna parsial
Buta
warna ini terjadi apabila seseorang tidak dapat membedakan warna-warna tertentu
misalnua buta warna merah atau buta warna hijau, ini dikarenakan mereka hanya
mempunyai dua jenis cones. Ini merupakan kerusakan genetic yang diwariskan dan
kebanyakan ditemukan pada pria.
Untuk
menyelidiki apakah seseorang menderita buta warna atau tidak dapat dilakukan
dengan berbagai macam tes, antara lain:
a)
Tes HOLMGREN, yaitu tes kemampuan
membedakan warna (caranya, pemeriksa mengambil sekumpulan benang-benang wol
berturut-turut seutas dengan warna hijau, merahm ungu, dan kuning, kemudian
subjek yang diperiksa diminta untuk mencari gulungan benang yang warnanya sama)
b)
Tes ISIHARA (Jepang) dan tes STILLING
(jerman), yaitu lukisan angka dan huruf dengan titik-titik yang terdiri dari
beberapa macam warna. Angka-angka dan huruf-huruf dan gambar itu dikelilingi
dengan titik titik yang bermacam-macam pula warnanya. Subjek yang diperiksa
diminta membaca angka huruf dan gambar itu
c. Alat yang Digunakan : Kaca,
benang wol berbagai warna, kertas berwarna merah kuning biru
d.
Jalannya
Percobaan : 1.1
Penguji dan kita memegang wol berbagai warna. Lalu penguji akan mengeluarkan
satu persatu benang wol dan kita harus dengan cepat mengeluarkan benang wol
yang sama dengan penguji. Ini dilakukan secara 3 kali
1.2
Kertas warna kuning+biru, kuning+merah, biru+merah di susun bersebelahan lalu
taruh kaca (keadaan berdiri) di antara 2 kertas warna yang berbeda itu dan
lihat di pantulan kaca tersebut warna yang dihasilkan
e. Hasil Percobaan : 1.1
Hasil
Percobaan
1.1.1
Penguji 3 kali memberi benang wol dan dari 3 benang tersebut dapat disamakan
semua.
1.1.2 Warna kuning+biru= biru ;
Warna kuning+merah= orange ;
Warna biru+merah=merah
1.2
Hasil sebenarnya
1.2.1
Percobaan benang wol =
§ Percobaan
dengan benang wol disebut dengan uji Holmgren
§ Hijau
merupakan warna penetral
1.2.2 Kertas merah + biru = ungu
Kertas merah + kuning = orange
Kertas kuning + biru = hijau
f. Kesimpulan : Mata
memiliki kelainan dalam menangkap spectrum warna yaitu buta warna. Buta warna
ada 2 macam yaitu buta warna total dan parsial. Hal ini disebabkan karena sel
kerucut menjadi peka secara selektif terhadap berbagai warna. Untuk mengetahui
buta warna atau tidak dapat menggunakan dengan cara tes HOLMGREN / tes ISIHARA
dan tes STILLING
Tidak ada komentar:
Posting Komentar